Logo njrplus+

Nusademy, Cita-Cita Mulia Anak Desa untuk Pendidikan Indonesia

Nusademy njrplus in Jogjakarta

Table of Contents

Reading Time: 3 minutes

Sejarah Nusademy

Nusademy adalah platform ekosistem yang menyediakan cara baru belajar bagi generasi muda Indonesia. Berdiri pada Mei 2021, Nusademy berawal dari program Bangkit.

Nusademy menghubungkan talenta terbaik di Indonesia dengan sekolah-sekolah untuk mengatasi ketidaksetaraan pendidikan yang disebabkan oleh distribusi guru yang tidak merata dan rendahnya minat baca.

Nusademy memiliki cita-cita untuk Menghubungkan Talenta Terbaik dengan sekolah-sekolah untuk menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia yang disebabkan oleh ketidaksetaraan penempatan guru, rendahnya minat baca, dan kurangnya penemuan minat dan bakat.

Setelah Gone Sinau, Nusademy menjadi proyek bisnis “serius” pertama Nanda Jabar saat masih kuliah semester 7 di Teknologi Rekayasa Internet, Universitas Gadjah Mada. Keputusan ini diambil oleh Nanda Jabar seteleh memutuskan resign bekerja dari Sekolah Startup sebagai Product Manager (PM).

Nanda Jabar Presentasi di BCA Tower Jakarta

Mimpi bersama Nusademy

Dulu mimpi membangun Nusademy adalah supaya anak-anak di usia adek saya (Kelas 7 SMP) yang sekolahnya di kampung (Klaten) bisa mendapatkan akses pendidikan yang sama dengan anak-anak yang tinggal di kota (Jakarta).

Mimpi supaya lulusan-lulusan terbaik bisa kembali ke sekolah dan mengajar disana, untuk membantu keterbatasan yang dimiliki oleh guru-guru kita. Kurang lebih mimpinya seperti Kampus Mengajar yang dilakukan oleh Pak Nadiem Makariem. Dimana orang luar yang mau ngajar ke sekolah bisa klik melalui aplikasi maupun diundang oleh sekolah.

Kacamata lain melihat anak-anak yang usia sekolah bingung minat bakatnya apa, pengen menghadirkan chatbot yang ketika anak-anak ngobrol sama chatbotnya bisa menjawab kira-kira rekomendasi apa yang cocok atas potensi, kekurangan, dan kelebihan anak itu. Sekarang sudah ada Chat-GPT.

Lalu anak-anak yang notabennya malas membaca, direkomendasikan oleh aplikasi berdasarkan obrolan dengan chatbot buku-buku yang cocok untuk mengembangkan potensinya. Beberapa waktu lalu sempet nyoba salah satu fitur Inspigo, kalau nggak salah mereka sudah punya.

Membayangkan dimana anak-anak yang bingung, bisa cerita dengan robot, direkomendasikan “guru/mentor” supaya dapat bimbingan, motivasi, wawasan baru, dan mendapatkan rekomendasikan buku sesuai kebutuhannya.

Kurang lebih dulu seperti itu, sebelum akhirnya Nusademy pivot menjadi marketplace mentoring platform. Saat ini yang survive dulu kala bangun diwaktu yang sama tahun 2021 adalah ADP List.

Hehe, semoga bisa diambil hikmahnya ya.

Pelajaran 1 Tahun Bangun Nusademy

Di Nusademy, saya memimpin upaya untuk menghubungkan talenta terbaik di seluruh Indonesia dengan sekolah-sekolah guna mengatasi ketidaksetaraan pendidikan yang disebabkan oleh distribusi guru yang tidak merata, rendahnya minat baca, dan terbatasnya kesempatan untuk menemukan minat dan bakat. Peran saya mencakup pencapaian kunci berikut:

  • Berinteraksi dengan lebih dari 15 venture capital di Indonesia dan Asia Tenggara, berbagi visi dan potensi pertumbuhan Nusademy.
  • Berhasil mendapatkan lebih dari 1.200 pengguna dan mengakuisisi 74 mentor ke platform kami. Meningkatkan jumlah anggota tim dari 5 menjadi 15 orang dengan merekrut talenta terbaik dari universitas-universitas terkemuka di seluruh Indonesia.
  • Memimpin pengembangan ekosistem Nusademy, termasuk aplikasi School, User, dan Mentor, dengan mengarahkan pengembangan produk, desain UI/UX, dan upaya rekayasa perangkat lunak.

Peran ini memungkinkan saya untuk mengembangkan pemahaman komprehensif tentang proses bisnis end-to-end, memperdalam keterampilan dalam pengembangan produk, operasi, dan pemasaran, serta mengasah kecakapan bisnis saya untuk menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Cerita Bertemu dengan Mentor dan Partner Bisnis

Berawal dari Arqam by Alami, long story short Nusademy lolos menjadi salah satu Top 20 Startup yang masuk dalam program Arqam Accelerator. Dimana pada program tersebut setiap startup diberikan kelas-kelas online penunjang, kesempatan mentoring, dan presentasi di depan dewan juri. Dulu sempat mendapatkan kesempatan 1o1 mentoring dengan Mas Dima Djani CEO Alamai Sharia.

Dari Arqam juga jadi kesempatan untuk bertemu dengan Mentor Bapak Razi Thalib, dimana beliau dulu kebetulan menjadi salah satu juri pada sesi presentasi Arqam. Asumsi saya beliau tertarik dengan ide Nusademy karena pada saat itu sedang memiliki keresahan yang sama yaitu “Salah Jurusan”.

Dari Arqam ada komunikasi lanjutan dengan Bapak Razi, dua atau tiga bulan setelah presentasi itu momen pertama kali bertemu dengan Bapak Razi Thalib, ngopi-ngopi di Jogja dengan beberapa perwakilan Tim Nusademy.

Bersambung . . .

Like this post

Share the Post:

You might also like